Merah di Tepi Pagi

05.08 0 Comments

Ku bertanya padamu langit pagi
Mengapa memerah di tepimu?
Ku menatapmu langit pagi


Lalu kau lantunkan jawab itu padaku:

Cahayaku terjatuh condong menembus langitmu wahai bumi
Belum tiba masaku merambat lurus tegak di tanahmu
Namun lintas lurusku masih terlalu panjang
Maka ku biarkan molekul molekul itu menebar cahaya
Lalu ketika hitam telah habis menghambur auranya
Ku gantikan biru kuning dan merah
Namun pada akhirnya merah itu yang berhasil mencapai matamu

Wahai langit
Aku masih sulit mencerna jawabmu itu
Yang ku tahu, merah-merah itu hangat menembus kabutku

Maka ku biarkan hangat itu mencairkan kebekuanku
Maka ku biarkan segera mengering basah-basah di rumputku



Semarang, 6 April 2014

Erna

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 komentar: