Menyiratkan Tanda Tanya Bersama Hujan yang Turun
Terlalu banyak orang yang memaklumi diri
Menjadikan kelalaian hal yang manusiawi
Dalam hidup ini memang tak sedikit keabsurdan yang menjelma
Seperti yang kau bilang
Bahwa “banyak hal di dunia ini tak berjalan sesuai apa yang
seharusnya” bukan?
Tak mudah menjadi yang peduli
Tak mudah menjadi yang memekakan diri
Saat yang lain berpura menutup mata
Saat yang lain berpura menyumpal telinga
Tapi ku tahu kau berbeda
Dalam episode mata air kerinduan
Menuntun kita mengelola kemarahan menjadi keramahan
Keramahan dalam ketegasan
Ketegasan dalam kebenaran
Dalam kelembutan jiwa mari kita saling mengulurkan tangan
Tuk berteman dalam liku dan kesulitan
Tuk kembali menegaskan yang benar dan yang salah memang harus
dipisahkan
Maaf...
Untuk aku yang mungkin terlalu larut dalam ketakberpihakan
waktu
Terbawa arus lembut yang membuat ragu
Terkadang hanya sulit menentukan simpangan mana yang harus
dilalui arusku
Karena tak bisa arus ini mengalir di dua tempat dalam satu
waktu
Mungkin ku hanya mampu menduga tanpa sebenar-benar merasa
Bahkan selama ini kau berpura tak ada luka
Di jalan yang penuh peluh di sana
Merasa sepi tak ada yang membersamai
Kenapa tak saling tawarkan bahu?
Saat beban itu sudah terasa penuh bagimu
Jangan hanya menikmati detik-detik berbicara pada udara
Atau menyiratkan tanda tanya bersama hujan yang turun
“Tidak ada yang diberikan hadiah yang lebih baik dan lebih
luas dari kesabaran”
Semarang, 23 Maret 2014
Semarang, 23 Maret 2014
0 komentar: