24 Desember
Bahkan akupun tak bisa memutar
memoriku dengan jelas, kapan itu hari saat aku pertama kali bisa
melihat dunia, pertama kali menangis, pertama kali melihat senyum tawa,
aku lupa saat aku masih seperti makhluk asing yang tak tau apa-apa tak
bisa apa-apa...aku tak bisa mengingatnya. Hanya ingat tanggal itulah
yang tertera di akte, KK, dan KTP-ku. Hanya ingat di tanggal itulah dulu
ibuku pernah membuatkan nasi kuning, kakaku pernah membuatkan puding,
adikku pernah memberi sepotong roti kecil dengan lilin putih (yang
menurutku terlalu besar :D ) di atas piring kecil, yang dia bilang itu
kue ulang tahun spesial :D. Di tanggal itu pula, dulu teman-teman SDku
melempariku dengan plastik-plastik berisi air kental barcampur daun
kembang sepatu lalu menaburiku dengan tepung, atau saat kami membakar
ikan bersama, dan saat-saat lain di tanggal yang sama, yang mereka semua
bilang hari itulah “hari spesialku”, 24 Desember.
Aku sepakat,
bahwa ini “hari spesialku”. Tapi tepatnya bukan karena semua itu,
melainkan karena tanggal dan semua ucapan, doa, pemberian, atau apapun
itu, lebih dari sekadar momen, lebih, bahwa tanggal itu telah
mengingatkanku bahwa aku ada, atau bisa dibilang masih ada. Aku masih
berpijak di bumi yang sama dan bernaung di langit yang sama. Meski tak
ayal tiap tahun harus kulewati tanggal itu di tempat yang berbeda, suhu
yang berbeda, serta angin yang berbeda pula, karena ruang dan waktu ternyata tak selalu berjodoh (aishhh :D).
Dan satu lagi daun umurku di sana
telah gugur. Entah berapa yang tersisa, masih rimbunkah? Atau sudah
seperti pohon jati yang meranggas di musim kemarau? tidak ada satupun
makhluk yang tau. Semoga aku selalu ingat itu.
Teruntuk
yang kemarin telah memberi ucapan, lewat peluk, lisan, sms ataupun fb,
entah yang pertama :) hingga yang terakhir :) ...
Dan yang telah mengirimkan kado-kado “misterius” :p...
Atau yang telah menyiratkan lewat status ataupun note fbnya....
Juga yang telah menyampaikan doanya, mengharap segala kebaikan, perbaikan...
Serta yang telah menyelipkan namaku dalam iringan doa, mungkin tanpa aku harus tau...
Ataupun yang telah menghadirkan bayang wajahku dalam lantunan rabithahnya...
dan
bahkan yang tiada henti, tiada lelah meminta pada Rabbnya untuk
kebaikan dan kebahagiaan atas diriku, sejak pertama kali aku lahir ke
dunia...
tak lupa mereka yang tak perlu mengucap ataupun memberi, tapi telah mewarnai daun umurku,menjadikannya segar sejuk....
...syukron jazakumullah...terima kasih ...thanks...matur nuwun... :)
cc: *cukup kusebut nama kalian dalam hati,
dan biarlah malaikat yang menyebut nama kalian dengan lantang di
hadapan Rabbnya, bahwa kebaikan-kebaikan yang kalian panjatkan itu
adalah hak atas kalian pula yang telah berdoa untuk saudaranya.
Semarang, 24 Desember 2013
0 komentar: